Senin, 20 Oktober 2008

Bulan Syawal, Bulan Peningkatan

(Insya Allah, tulisan ini mengawali tulisan yang selanjutnya akan saya tulis sebagai materi kajian gelombang MTA Cabang Kedawung II, setiap hari Senin. Terima Kasih)

Senin, 20 Okt 2008

Setelah satu bulan penuh, kita sebagai umat Islam telah melaksanakan salah satu kewajiban kita sebagai seorang muslim. Kewajiban kita yang menjadi salah satu rukun Islam. Kewajiban yang wajib dan harus dilaksanakan setelah kita meng-IKRAR-kan DUA KALIMAT SYAHADAT "




Selanjutnya, kita melaksanakan kewajiban di setiap hari dengan mendirikan SHOLAT LIMA WAKTU (Ingat bukan LIMA KALI, tapi LIMA WAKTU). Dan yang tidak kalah pentingnya dan tidak lupa boleh dilupakan, kewajiban kita untuk mengeluarkan ZAKAT (Tidak cuma ZAKAT FITRAH saja yanag dikeluarkan sebelum Hari Raya Idul Fitri, tetapi juga ZAKAT MAL. Zakat dari setiap harta dan apa yang kita terima dari ALLAH sebagai rezeki kita).

Nah, baru setelah itu semua kita mendapat kewajiban untuk melaksanakan ibadah PUASA di bulan Ramadhan. Suatu kenikmatan yang ALLAH berikan hanya pada kita , umat Nabi MUHAMMAD. Yang terakhir, kewajiban umat Islam (terkhusus bagi yang MAMPU, mampu=harta, tenaga, niat dan mampu yang lainnya) adalah melaksanakan ibadah HAJI ke tanah suci, MEKAH Al Mukaromah. (Bagi yang mampu lho, gue mampu gak ya? Yang penting Niat dulu aja yah? Insya ALLAH bisa dan mampu, Amin)

Setelah bulan Ramadhan pergi, diharapkan pada bulan Syawal (bulan Peningkatan) kita bisa lebih memperbanyak (meningkatkan) amal ibadah dan amal kebaikan kita. Karena selama satu bulan kita telah digembleng, dilatih, dididik. Dan setelah bulan Ramadhan, diharapkan kita bisa lebih baik dari bulan sebelum2nya. (Atau kita malah sama saja dan bahkan bisa lebih jelek? wah itu pertanda PUASA kita hanya dapat haus dan lapar saja. Kasihan?)

Bagi rekan ngaji (warga MTA Cabang Kedawung 2) diharapkan jangan datang terlambat untuk berangkat ngaji. Pengajian yang hanya diadakan satu kali tiap minggu, kita tidak mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Kita ngaji hanya sekedar melaksanakan rutinitas kita saja. Hanya menggugurkan kewajiban kita. Tanpa kita niatkan dengan ikhlas untuk mencari ridho dan ilmu ALLAH. Kita jangan sampai merugi karena kelalaian dan kebiasaan kita karena menyepelekan kewajiban mencari ilmu (ngaji). Sementara, kalo kita mencari kepentingan dan keuntungan dunia saja, kita bersungguh-sungguh bahkan mengalahkan semuanya. Mari kita koreksi, karena hanya hati kita dan ALLAH yang tahu. Semoga kita kelak tidak menyesal ketika menghadap ALLAH.

Dan juga harus diperhatikan tentang pengamalan hasil kaji dan ngaji selama ini. Terlebih ibu2 untuk memperhatikan jilbab. Banyak laporan tentang pemakaian jilbab. Jilbab itu bukan seragam ngaji. Seperti siswa sekolah Islam, yang hanya dipakai kalo sekolah dan kalo dirumah dilepas. Jilbab merupakan identitas perempuan sebagai muslimah. Dengan jilbab ALLAH telah mengangkat kehormatan muslimah. Yang membedakan muslimah dengan umat2 Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad. Bahkan, sebelum kita beribadah kepada ALLAH, melaksanakan sholat, puasa, zakat, ngaji dan amal ibadah yang lainnya, sebagai muslimah kita diwajibkan PertaMA KALI untuk memakai JILBAB. Untuk itu untuk diperhatikan. Kalo ibu2 menolak, dipersilahkan untuk istirahat sementara. Istirahat untuk tidak ikut ngaji. Ibu2 bebas untuk melaksanakan apa yang ibu inginkan. Berpakaian seperti ibu2 atau kebanyakan wanita lain, juga dipersilahkan. Kewajiban kita hanya mengingatkan, jika ibu2 menolak resiko ditanggung ibu2 sendiri. Kalo ibu tidak pakai jilbab, nanti di akherat kelak hanya ibu yang menanggung atas yang ibu pilih selama hidup di dunia. Kita berlepas dari itu, karena kita telah mengingatkan tentang hal itu.
Untuk itu, sangat diharapkan ibu2 untuk menjaga pakaiannya terutama jilbab. Walaupun di kebun, luar rumah, belanja, di jalan, rumah tetangga harus memakai jilbab. KAlau hanya alasan panas "gerah", insya ALLAH nanti ALLAH akan mengganti dengan kesejukan di syurga kelak. Atau kita mau mengambil kesejukan itu di dunia tapi nanti kita di akherat akan mendapat panas terus menerus, tanpa akhir. Terserah kita pilihan ada di tangan kita?

Bersambung >>>

Tidak ada komentar: